Liburan nunggu gajian dan tanggal merah? Duh, kayaknya nggak bakal berangkat kalau nunggu dua hal ini. Sebab gaji dan tanggal merah tak bisa disimpan di dompet. Iseng-iseng browsing, akhirnya nemu Geopark Ciletuh Sukabumi. Kantong kering tak masalah, asalkan masih bisa naik motor. Akhirnya aku mengajak teman-teman kantor buat jalan bareng. Kere-kere bareng, seneng jugalah! Biar tidak terasa ngenesnya. Nah, berhubung belum perah kesana, akhirnya kami pakai Google Map saja karena tidak banyak yang tahu area ini. Touring Motor Menuju Geopark Ciletuh SukabumiPerjalanan ini kita lakukan sekitar September kemarin (late post) bersama 7 orang teman kantor dengan jalur Lebak Bulus-Ciputat. Entah kemarin kilometer berapa. Oh ya, jalurnya Lebak Bulus-Ciputat, terus berlanjut ke Sawangan, Parung, Bogor dan akhirnya di persimpangan Ciawi. Waktu itu karena kita sedikit kesiangan sampai sana, akhirnya papasan juga dengan bis pariwisata yang menuju bogor. Maju terus, sampai melewati tanah Sukabumi dengan tujuan terminal Cibadak. Daerah sini macetnya cuma disekitar pasar dan simpang rel kereta saja. Selepasnya aman lah! Dari Cibadak ini,perjalanan kita selanjutnya adalah ke Pelabuhan Ratu yang sebagian besar adalah jalanan utama beraspal. Yang unik di area sini adalah jalanannya berliku dan penuh pemandangan cantik kebun karet dan teh. Rasanya adem banget dan sejuk di mata. Langsung lupa dengan tugas di kantor dan juga ketegangan proyek yang nggak kelar-kelar. Perjalanan kami berlanjut terus naik ke wilayah perbukitan. Hati-hati kalau sudah di area ini karena banyak sekali jalan berlubang. Soalnya banyak juga yang terperosok karena kecelakaan. Pelan-pelan yang penting aman. Kalau menurutku pribadi, menulusuri rute Ciletuh Geopark ini tidak terlalu sulit juga. Asal ada Google Map dan kalau bingung bisa tanya ke orang sekitar. Apa lagi kalau sebelumnya pernah berkunjung ke Ujung Genteng dengan jarak yang lebih jauh. Nah, posisi Ciletuh Geopark ini ada diantara Pelabuhan Ratu dan Ujung Gentung. Karena jalannya yang berkelok-kelok, ini yang sering bikin kita suka bingung sendiri. Perjalanan kami pun sudah 10 jam dan tidak terasa kami sampai juga di kawasan teluk Ciletuh, tepatnya di desa Ciwaru. Kita memutuskan menginap di sana, karena capek banget. Gila aja 10 jam. Di sana biaya sewanya tidak mahal sih. Kalau mau penginapan sederhana per malam ada tarif 150-250 ribu. Menikmati Suasana Geopark Ciletuk yan Sangat Indah dan Memanjakan Mata Berkunjung Ke Curug Cimarinjung Kami akhirnya bisa menikmati udara segar di kawasan ini. Akhirnya kami menyusuri curug pertama, Curug Cimarinjung dengan jarak sekitar 1,5 kilometer. Hati-hati kalau berkunjung ke sini di musim hujan, soalnya sulit banget dilalui kendaraan akibat berlumpur. Bahkan area jalan setapak menuju Curug Cimarinjung tidak ada pembatas. Deg-deg ser kalau lewat sini. Destinasi Hari Ke Dua di Curug Sodong dan Cikanteh Dua curug ini berdekatan dan bisa dijangkau dari penginapan di area Teluk Ciletuh, yaitu 30 menitan. Kami memilih menikmati keindahan air terjun ini di siang hari. Untuk Curug Cikanteh, lokasinya berada di dalam hutan dan perjalanan kami cukup pelik karena melewati anak sungai. Tapi seru banget! Ketika sampai di sana pun kita dibuat takjub oleh keindahan curug ini. Bahkan kita masih sempat mandi. Selesai menikmati keindahan curug di sini, kami akhirnya memutuskan pulang, karena harus kejar deadline kerjaan besok. Biar pun capek, tapi otak seger banget dan siap berperang lagi di kantor.
1 Comment
Suka main billiard sambil nongkrong-nongkrong dan seru-seruan bareng teman-teman? Kalau iya, wah, kegemaran kita sama! Jujur, hampir setiap akhir pekan saya meluangkan waktu untuk bermain billiard bareng teman-teman saya. Dan saya sudah menjelajahi hampir beberapa tempat di Jakarta untuk menemukan tempat billiard yang asik. Inilah yang menjadi alasan saya menulis artikel ini. Saya ingin berbagi hasil “penjelajahan” saya tersebut. Di bawah ini kalian akan menemukan 3 tempat yang menurut saya paling asyik buat nongkrong sambil bermain billiard. Sebenarnya masih ada tempat-tempat asyik yang lainnya. Tapi paling tidak 3 tempat di bawah ini sudah cukup mewakili. Yuk, langsung kita tengok sama-sama. Afterhour Lokasinya ada di Sarinah atau lebih tepatnya di Sarinah Building, Lantai UG, di Jalan MH. Thamrin. Tempat billiard yang satu ini adalah yang paling menjadi favorit saya. Pas masuk, kalian akan langsung melihat jejeran meja billiard yang kalau kalian hitung, totalnya ada 17 buah! Wow! Banyaknya meja billiard itulah yang membuat saya sering sekali nongkrong di sini. Tidak seperti di tempat lain di mana saya malah banyak duduk-duduk sambil ngobrol saja karena jika ingin main billiard harus bergantian akibat jumlah mejanya yang tidak terlalu banyak, di sini saya benar-benar bisa menikmati permainan billiard bersama teman-teman. Kualitas meja billiard dan sticknya juga sangat bagus karena sering dirawat. Pokoknya tempat ini surganya para penggemar billiard! Dan tidak hanya itu saja, Afterhour juga sangat saya rekomendasikan karena suguhan cocktailnya. Beneran deh! Cocktail yang ditawarkan benar-benar enak dan sangat sesuai dengan harganya. Pokoknya kalau kalian ke sana, pastikan kalian menjajal cocktail andalannya. Namanya adalah Afterhour 21. Nama cocktail itu diambil dari nama 21 jenis minuman yang dimix dengan sangat ciamik. Hasilnya, sekali sruput, kalian akan langsung merasa santai dan lupa dengan semua kepenatan. The Playroom Tempat ini memang sangat terkenal atau bahkan bisa dibilang paling hits di Pantai Indah Kapuk. Kalau kalian mencari tempat bersantai ria yang nyaman dan menyenangkan, segeralah mampir di The Playroom. Di sini kalian bisa menemukan banyak hal yang akan membuat kalian senang. Sebagai contoh, ada meja billiard dengan kualitas yang sangat bagus. Sangat cocok buat kalian yang menggemari olahraga billiard atau sekedar memainkan billiard untuk melepas stres. Tidak hanya itu saja, masih ada lagi hal lainnya seperti permainan darts. Masih kurang? Kalian bisa mencoba permainan beer pong juga! Dengan kata lain, kalian tidak akan pernah bosan di sini. Hanya dengan mengunjungi satu tempat ini saja, kalian bisa menikmati momen-momen menyenangkan bersama teman-teman. Bagaimana jika kalian tidak bisa bermain billiard atau permainan lainnya? Jangan kuatir, kalian tetap bisa nongkrong-nongkrong di The Playroom dan menikmati makanannya. Saran saya, cobalah wings bucketnya. Wih rasanya benar-benar bikin kalian akan menjilati jari-jari kalian saking enaknya. Double Doors Kalau kalian ada di daerah Puri, langsung saja ke Double Doors di Sentra Niaga Puri Indah! Sekali masuk ke sana, kalian akan lupa sedang berada di Jakarta. Ya, sayapun saat ke sana juga langsung terkaget-kaget. Tempat nongkrong ini didesain menyerupai pub-pub yang ada di Eropa. Pokoknya nuansanya benar-benar berbeda deh dari tempat nongkrong lainnya. Dan saat saya di sana, tentu saja yang langsung saya lirik adalah meja billiardnya. Jumlahnya memang tidak banyak, tapi sangat cukup buat seru-seruan bersama teman-teman. Kalau capek bermain billiard, kita bisa istirahat sejenak dan mencicipi menu yang ditawarkan. Apa yang recommended di sana? Buat saya pribadi, saya sangat menyarankan nachos-nya. Tempat ini oke banget pokoknya. Saya sampai lupa waktu saat berada di sana. Selain main billiard, seringkali saya juga menghabiskan waktu untuk bermain taruhan bola online didepan laptop. Tapi ingat, hanya bermain di situs judi bola online yang terpercaya, Mahabet.org misalnya. Cerita Harian Seorang Penganut ROKER (Rombongan Kereta) Berdesakan di Commuter Line Depok - Sudirman3/1/2018 Bagi seorang penganut roker (Rombongan Kereta), perjalanan berangkat dan pulang adalah sebuah perjuangan. Kejar-kejaran kereta, tiba-tiba telat dan juga berdesakan dengan penumpang lain sudah jadi makananku. Hari-hari ini memang menguras emosi dan ketabahan. Perjalanan naik commuter line Depok-Sudirman atau sebaliknya serasa begitu panjang bagiku. Yah, setiap hari aku selalu dikejar-kejar waktu menuju stasiun Sudirman. Kantorku di sekitar Kuningan dan setiap pulang kantor aku harus lari-lari kejar-kejaran dengan kereta. Maklum kereta dijadwalkan pukul 16:10. Hari-hari berlalu. Aku bertemu banyak orang dengan berbagai cerita jenaka, sedih dan yang membuat kesal sekaligus. Masuk Gerbong Kereta Sudah Seperti Medan Perang Tidak pagi, tidak siang dan tidak yang lainnya. Waktu-waktu ini selalu menjadi medan perang bagi siapapun. Tidak ada teman dan perasaan kasihan. Semuanya jadi musuh. Bayangkan saja, pukul 16:00 WIB aku sampai di stasiun, berharap kereta datang tepat waktu. Begitu masuk, waw! Aku disambut oleh tumpukan calon penumpang yang siap menyerbu. Hmmm... saat itulah siapkan segala energi untuk berebut pintu masuk biar bisa duduk. Kalau tidak, siap-siap disikut oleh orang-orang tinggi dan juga emak-emak. Intinya nggak ada ampun kalau sudah di fase ini. Apa lagi kalau pagi, percuma deh mau wangi-wangi, kita bakal gesekan dengan banyak orang. Berjubel-jubel dan kadang ini sedikit mengganggu kalau jenis pekerjannya mewajibkan tampil prima. Siap-siap sedia parfum, sisir, makeup dan baju darurat deh. Takut ditengah jalan ada apa-apa. Maksudnya biar kalau masuk kantor bisa tetap prima. Rebutan Tempat Duduk dan Saling Sikut Eits, setelah berhasil masuk gerbong, perjuangannya masih belum selesai. Masih ada beberapa keseruan dan kekesalan yang siap merusak mood di sana. Pernah suatu hari ada orang maksa masuk. Kita sudah di depan didorong hebat hingga kita bersungut-sungut. Tapi yang namanya tipe orang pemaksa, dia ya tetap saja mendorong kita tanpa ampun. Mungkin berharap kalau berhasil masuk bisa duduk. Nah, alih-alih masuk, itu orang malah terpental keluar karena tiba-tiba digeser sekelompok anak muda yang kerjasama dorong-dorongan. Mau ketawa sama sukurin aja waktu itu. Kesel soalnya. Nah, saat itu aku berhasil masuk. Ini kerudung mau rapi susah banget. Serius. Apa lagi dengan postur tubuhku yang kecil dan diampit oleh badan besar. Gesekan dikit saja kerudung mencong sana-mencong sini. Waktu itu, maksud hati mau lari dan lompat ke arah kursi, eh aku malah kejepit oleh ibu-ibu yang badannya besar. Rasanya nggak bisa napas. Padahal tempat duduk kosong deket banget. Gara-gara soal desakan saja, tempat duduk yang cuma beberapa langkah saja langsung gagal aku rebut. Akhirnya aku pasrah aja berdiri di tengah kerumunan dengan badanku yang kecil dan diapit oleh ketiak berkeringat. Susah Masuk Susah Keluar Nggak paham dengan budaya kita ya. Bukannya mau jelek-jelekkan. Tapi kenapa segalanya tidak mau antri dan sabar serta tertip. Kalau berangkat kerja sih aku maklum misalnya mau berdesak-desakkan dan dorong-dorongan. Alasannya takut tidak dapat tempat duduk. Cuma kalau pas turun kereta kenapa harus berjubel lagi dengan orang-orang tinggi dan berkeringat? Serius! Gara-gara hal kayak gini, sering banget penumpang perempuan yang pingsan karena ga kuat berdesakan. Sudah capek, panas, campur keringat ditambah laper, eh berdesakan juga. Akhirnya jatuh pingsan deh. Tapi mau bagaimana lagi, rutinitas ini harus dijalankan setiap hari. Demi sesuap nasi dan sebongkah berlian. Naik motor sih mau aja, tapi ribet dan macetnya ampun banget deh. Tidak kuat sama capeknya. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |